Kontroversi ‘Double Touch’ Penalti: Mengapa Gol Julian Alvarez Dibatalkan, tapi Jean-Philippe Mateta Mendapat Peluang Kedua?
sportsbooks.live – Perbedaan perlakuan wasit terhadap dua insiden penalti double touch yang melibatkan Julian Alvarez dan Jean-Philippe Mateta baru-baru ini telah memicu perdebatan sengit di dunia sepak bola. Perbedaan hasil ini bukan karena bias atau kesalahan wasit, melainkan merupakan konsekuensi langsung dari perubahan fundamental dalam Peraturan Permainan (Laws of the Game) yang ditetapkan oleh IFAB (Dewan Asosiasi Sepak Bola Internasional) pada pertengahan 2025.
Pemicu Perubahan: Insiden Kontroversial Julian Alvarez
Titik balik dari perubahan aturan ini adalah insiden yang melibatkan Julian Alvarez dalam adu penalti babak 16 besar Liga Champions antara Atletico Madrid melawan Real Madrid pada Maret 2025.
- Pelanggaran Aturan Lama: Saat Alvarez mengambil penalti, ia terpeleset, menyebabkan kaki kirinya yang menjadi tumpuan secara tidak sengaja menyentuh bola terlebih dahulu sebelum ditendang penuh oleh kaki kanannya (double touch).
- Keputusan VAR: Berdasarkan Aturan 14.1 yang berlaku saat itu, penendang penalti tidak boleh menyentuh bola dua kali sebelum bola menyentuh pemain lain. Karena terjadi double touch, gol Alvarez dianulir setelah tinjauan VAR, dan dianggap sebagai kegagalan dalam adu penalti.
- Dampak: Keputusan ini dianggap pahit dan tidak adil oleh banyak pihak, karena sentuhan ganda tersebut murni kecelakaan (terpeleset), bukan kesengajaan. Kontroversi inilah yang mendorong UEFA mengajukan tinjauan ulang kepada IFAB.
Klarifikasi IFAB: Aturan Baru Sejak 2025
Menanggapi kontroversi Alvarez, IFAB bergerak cepat dan mengklarifikasi Aturan 14 yang mulai berlaku efektif untuk musim 2025/2026. Revisi ini bertujuan membedakan antara sentuhan ganda yang disengaja dan yang tidak disengaja.
| Situasi Sentuhan Ganda (Double Touch) | Keputusan Aturan Baru IFAB |
| Tidak Sengaja & Berbuah Gol (Contoh: terpeleset atau kaki tumpu mengenai bola) | Penalti Diulang (Retake) |
| Tidak Sengaja & Gagal/Melenceng | Tendangan bebas tidak langsung untuk tim lawan, atau dicatat sebagai kegagalan dalam adu penalti |
| Sengaja (Mencoba menendang bola lagi sebelum disentuh pemain lain) | Tendangan bebas tidak langsung untuk tim lawan (jika terjadi dalam permainan) |
Inti Aturan Baru: Apabila sentuhan ganda terjadi karena kecelakaan atau terpeleset, seperti yang dialami Alvarez, keadilan akan diterapkan dengan memberikan kesempatan menendang ulang, asalkan upaya pertama menghasilkan gol.
Baca Juga : Portugal Rajai Sepak Bola 2025: Dominasi di Semua Level
Penerapan Aturan Baru: Kasus Jean-Philippe Mateta
Pada November 2025, insiden yang melibatkan Jean-Philippe Mateta dalam pertandingan Liga Inggris Crystal Palace melawan Manchester United menjadi penerapan besar pertama dari aturan baru ini.
- Insiden Mateta: Mateta berhasil mencetak gol dari titik penalti, tetapi tayangan VAR menunjukkan bahwa kakinya secara tidak sengaja menyentuh bola dua kali saat ia menendang.
- Keputusan Wasit: Mengacu pada klarifikasi IFAB yang baru berlaku, wasit mengumumkan bahwa Mateta melakukan sentuhan ganda yang tidak disengaja dan karena bola masuk ke gawang, penalti harus diulang.
- Hasil Akhir: Mateta mengambil penalti kedua dan kembali sukses mencetak gol. Keputusan untuk mengulang penalti Mateta ini adalah bukti nyata bahwa aturan tersebut telah diubah, mengatasi inkonsistensi yang merugikan Alvarez sebelumnya.
Keadilan di Titik Putih
Meskipun bagi pendukung Manchester United, keputusan ini terasa ‘pahit’ karena Mateta mendapat kesempatan kedua akibat kesalahan teknisnya sendiri, peraturan baru ini secara tegas bertujuan untuk menciptakan keadilan dalam pelaksanaan tendangan penalti. Perubahan aturan ini memastikan bahwa seorang pemain tidak dihukum berat (dianulir) karena kecelakaan teknis yang tidak disengaja saat mencetak gol, melainkan hanya diwajibkan mengulang eksekusi.
