Donnarumma: Potongan Puzzle yang Selama Ini Dicari Guardiola

Ada kalanya sepak bola bukan hanya soal siapa yang paling banyak cetak gol, tapi siapa yang bisa membuat sebuah tim merasa aman. Pep Guardiola tahu betul rasanya — sekuat apa pun barisan penyerang, tanpa kiper yang kokoh, permainan jadi pincang.

Nah, di sinilah Gianluigi Donnarumma masuk. Bukan hanya karena tinggi badannya yang menjulang bak menara Eiffel, tapi karena dia punya sesuatu yang langka: ketenangan dalam kekacauan. Saat stadion bergemuruh, saat lawan datang bertubi-tubi, Donnarumma tetap terlihat seperti orang yang sedang minum kopi santai. Itulah kualitas yang Guardiola cintai — seorang penjaga gawang yang bisa jadi jangkar psikologis untuk seluruh tim.

Bayangkan permainan City yang selalu membangun serangan dari bawah. Bola singgah dulu di kaki kiper, dan di sanalah biasanya ada titik lemah. Tapi dengan Donnarumma, skenarionya berubah. Ia bukan hanya menendang bola jauh, ia mengalirkannya, ia mengatur nada. Guardiola butuh itu: seorang kiper yang juga seorang musisi di lapangan.

Dan ada satu hal lagi yang sering terlewat: jiwa kepemimpinan. Donnarumma sudah jadi “pahlawan nasional” di usia muda, mengangkat Italia juara Euro. Mental sekuat baja inilah yang bisa menular ke rekan setimnya di ruang ganti. Kalau Guardiola ingin City bukan sekadar tim besar, tapi tim yang benar-benar ditakuti, sosok Donnarumma bisa jadi potongan puzzle terakhir.

Mungkin ini terdengar berlebihan. Tapi sepak bola sering kali memang tentang sosok yang tepat, di waktu yang tepat. Dan kalau ditanya siapa kiper yang bisa membuat Guardiola tidur lebih nyenyak malam ini, jawabannya jelas: Gianluigi Donnarumma.