Arsenal Tersandung di Kandang Sunderland: Pintu Juara Akan Terbuka untuk Liverpool dan Man City

Arsenal Kembali Kehilangan Fokus di Penghujung Laga

Ambisi Arsenal untuk terus menempel pemuncak klasemen Premier League harus tertahan setelah hasil mengecewakan di kandang Sunderland. Dalam laga yang digelar di Stadium of Light, Minggu malam waktu setempat, The Gunners harus puas dengan hasil imbang 2-2 setelah kebobolan di menit-menit akhir pertandingan.

Kegagalan meraih tiga poin ini bukan hanya membuat para pendukung Arsenal kecewa, tetapi juga membuka lebar peluang bagi Liverpool dan Manchester City untuk memperlebar jarak dalam perburuan gelar juara Premier League musim ini.

Dominasi yang Tak Berbuah Kemenangan

Arsenal sejatinya tampil dominan sepanjang pertandingan. Mereka menguasai bola lebih dari 65%, menciptakan total 18 tembakan dengan 7 di antaranya tepat sasaran. Gabriel Jesus dan Martin Ødegaard menjadi motor serangan utama dengan kombinasi umpan-umpan cepat yang mengurung pertahanan Sunderland.

Keunggulan pertama datang melalui aksi Bukayo Saka di menit ke-22. Winger muda asal Inggris itu memanfaatkan umpan silang dari Ben White dan melepaskan tendangan keras yang tak mampu dihalau kiper Sunderland.
Namun keunggulan itu tak bertahan lama. Sunderland berhasil menyamakan skor lewat Ross Stewart di menit ke-37 setelah memanfaatkan kelengahan barisan belakang Arsenal.

Babak kedua berjalan semakin intens. Arsenal kembali unggul di menit ke-66 lewat sepakan jarak jauh Leandro Trossard yang mengenai tiang sebelum masuk ke gawang. Sayangnya, petaka datang di penghujung laga. Alex Pritchard mencetak gol penyeimbang untuk Sunderland pada menit ke-89 setelah memanfaatkan bola liar di dalam kotak penalti.

Skor 2-2 bertahan hingga peluit panjang, membuat Arsenal kehilangan dua poin berharga dalam laga yang seharusnya bisa mereka menangkan dengan mudah.

Kritik Terhadap Fokus dan Mental Pemain

Manajer Arsenal, Mikel Arteta, terlihat sangat kecewa seusai pertandingan. Ia menyoroti kurangnya ketenangan pemain dalam menjaga keunggulan dan menyebut hasil ini sebagai “pukulan berat” dalam upaya mereka mengejar titel juara.

“Kami bermain sangat baik selama 88 menit, tapi sepak bola bukan hanya soal 88 menit. Anda harus fokus sampai detik terakhir. Kami harus belajar dari kesalahan ini,” ujar Arteta dalam konferensi pers pasca laga.

Arteta juga menegaskan bahwa Arsenal tak boleh berpuas diri hanya karena tampil dominan dalam penguasaan bola. Menurutnya, efisiensi dan kemampuan mengontrol pertandingan di menit akhir adalah aspek penting yang menentukan juara.

Hasil ini menjadi deja vu bagi The Gunners. Dalam beberapa pekan terakhir, mereka beberapa kali kehilangan poin karena kebobolan di menit akhir, seperti saat melawan Brentford dan Tottenham. Situasi ini jelas menjadi tanda bahaya bagi Arteta jika ingin menjaga peluang di jalur juara.

Performa Disiplin dan Semangat Juang Tinggi

Bagi Sunderland, hasil imbang ini terasa seperti kemenangan. Bermain menghadapi tim besar seperti Arsenal, mereka menunjukkan semangat juang tinggi dan disiplin bertahan yang luar biasa.
Pelatih Tony Mowbray memuji mentalitas timnya yang tidak menyerah meski sempat tertinggal dua kali.

“Kami tahu kualitas Arsenal, tapi kami juga tahu kekuatan kami sendiri. Para pemain tampil luar biasa, terutama dalam menahan tekanan dan memanfaatkan peluang di akhir laga,” ungkap Mowbray.

Dengan hasil ini, Sunderland memperpanjang rekor tak terkalahkan mereka di kandang sendiri dalam lima laga terakhir. Dukungan penuh dari publik Stadium of Light benar-benar menjadi energi tambahan yang membuat para pemain tampil maksimal.

Gol penyeimbang Alex Pritchard di menit ke-89 bahkan membuat stadion bergemuruh. Para pendukung Sunderland seolah mendapatkan kemenangan moral yang luar biasa melawan salah satu tim terbaik Premier League.

Liverpool dan Man City Makin Diuntungkan

Kegagalan Arsenal meraih kemenangan di laga ini menjadi kabar baik bagi Liverpool dan Manchester City, dua tim pesaing utama mereka dalam perburuan gelar juara Premier League musim ini.

Liverpool yang berhasil menang 2-0 atas Brighton kini memperlebar jarak menjadi empat poin dari Arsenal, sementara Manchester City yang menumbangkan West Ham dengan skor 3-1 kini hanya terpaut satu poin dari puncak klasemen dan masih memiliki satu laga tunda.

Jika tren seperti ini berlanjut, peluang Arsenal untuk kembali bersaing dalam perebutan trofi bisa semakin mengecil. Musim lalu mereka juga kehilangan momentum di fase krusial, dan kini situasi serupa tampak terulang kembali.

Arsenal Harus Segera Bangkit

Arsenal perlu segera menemukan konsistensi jika tidak ingin kembali menjadi “penantang tanpa mahkota”. Mikel Arteta masih memiliki skuad yang sangat kompetitif dengan kedalaman yang baik, tetapi aspek mental dan fokus di akhir pertandingan menjadi PR besar yang harus segera diperbaiki.

Dengan jadwal padat ke depan — termasuk menghadapi Liverpool dan Manchester United dalam beberapa pekan mendatang — setiap poin akan sangat berharga. Arsenal tidak boleh lagi kehilangan momentum seperti ini jika ingin menjaga asa meraih gelar Premier League pertama sejak 2004.

Masalah yang Berulang

Kelemahan Arsenal dalam menjaga konsentrasi di menit-menit akhir bukan hal baru. Sejak musim lalu, mereka kerap kehilangan poin penting akibat kesalahan elementer di lini belakang.
Meski Arteta telah melakukan perombakan dengan mendatangkan pemain seperti Declan Rice untuk memperkuat stabilitas, masalah mental tampaknya masih menjadi batu sandungan utama.

Para analis Premier League bahkan menyebut Arsenal masih kurang memiliki “insting pembunuh” — kemampuan untuk mengunci pertandingan ketika sudah unggul. Tanpa hal itu, mereka akan terus kesulitan bersaing dengan tim sekelas Manchester City yang sangat efisien dan disiplin.